Pages

Senin, 09 Januari 2012

Jamur Untuk Indonesia



Saat ini jamur  bukan lagi  menu asing bagi sebagian banyak orang. Hampir setiap rumah makan saat ini menyediakan berbagai menu olahan jamur. Selain karena rasanya yang tak kalah enak, kandungan yang dimiliki jamur juga sangat baik untuk kesehatan. Bahkan saat ini jamur mulai diolah sebagai  sayuran pengganti daging seperti steak, bakso, mie dan sebagainya. Namun disamping itu jamur tidak mendapat perhatian yang cukup dari para petani padahal jamur memiliki prospek yang baik bagi dunia pertanian. Apalagi saat ini jamur semakin digemari seiring maraknya trend vegetarian.
Penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah ratusan juta, merupakan pasar yang sangat besar untuk pemasaran jamur konsumsi. Terlebih lagi, jika budaya mengonsumsi jamur bisa dikembangkan seperti di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sangat menggemari masakan dari jamur. Menurut data yang dibuat BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi sayur masyarakat Indonesia pada tahun 2002 tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun. Badan kesehatan dunia (FAO) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia belum separuhnya dari rekomendasi FAO.
Kapanlagi.com juga melansir bahwa pasar jamur dunia sangat besar, namun Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi hanya mampu memasok 0,9% saja dari pasar dunia, angka tersebut sangat kecil jika dibanding dengan China yang memasok 33,2% Pasar jamur dunia. Padahal kondisi alam di Indonesia tidak kalah dengan China. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar. Padahal kondisi alam Indonesia cukup mendukung untuk budidaya jamur.
Lalu bagaimana sebenarnya budidaya jamur itu??
Beberapa jamur yang sering dibudidayakan karena aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, seperti jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris) dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
Budidaya jamur memang tidak terlalu sulit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan lokasi yang memiliki unsur nutrisi seperti senyawa karbon, vitamin, nitrogen dan mineral serta tempat yang memiliki kelembaban berkisar antara 60-70%. Tempat-tempat tersebut bisa kita temukan banyak di Indonesia seperti Bandung, Bogor, Malang dan beberapa tempat lainnya. Lahan penanaman di Indonesia memang banyak tersedia dan ini bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sedangkan bahan-bahan untuk penanaman jamur juga relatif mudah seperti : serbuk kayu, kapur, kayu, bakar, plastik, cincin baglog, dan kapas/kertas koran. Kita bisa lihat seperti dibawah ini budidaya jamur sangat mudah karena tidak membutuhkan pupuk atau pakan obat-obatan bahkan waktu panennya lebih singkat.




Filosofi dari industri makanan dan minuman mengatakan bahwa “Semua makhluk hidup membutuhkan makanan”. Disamping ledakan penduduk yang terjadi manusia tentunya juga akan semakin membutuhkan banyak makanan dan jamur merupakan salah satu sayuran alternatif yang tidak hanya bergizi tapi juga berkhasiat sebagai obat-obatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar